FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI AKADEMIK YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
ABSTRAK
Kualitas seorang mahasiswa dapat dilihat dari prestasi
akademik yang dicapai, potensi yang
dimiliki juga motivasi tinggi yang ada dalam dirinya.
Secara akademik, keberhasilan seorang
mahasiswa ditunjukkan dengan nilai Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK). Keberhasilan dalam
memperoleh IPK yang tinggi tidak lepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi diantaranya yaitu faktor teknologi informasi.
PENDAHULUAN
Dari perspektif praktis, mahasiswa merupakan generasi
pemimpin masa depan. Dengan mempelajari sikap etika mahasiswa, dimungkinkan
untuk memprediksi perilaku etis masa depan para pemimpin dan bahkan mungkin
mempengaruhi perilaku melalui pendidikan yang tepat.
Mengingat bahwa seorang mahasiswa suatu saat dapat
menjadi seorang karyawan atau pengusaha dan jika etika mereka sebagai mahasiswa
membentuk perilaku mereka di masa depan, maka perlu adanya pemahaman mengenai
kesenjangan dalam perilaku etis mahasiswa sebelum mereka memasuki dunia kerja.
KAJIAN TEORI
A. Prestasi Akademik
Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh
dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif
dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Keberhasilan prestasi
akademik mahasiswa selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dinilai dari
penilaian mata kuliah, penilaian semester, penilaian akhir tahun akademik dan
penilaian akhir program studi. Tolak ukur yang dipakai dalam prestasi akademik
adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Menurut Sobur (2006) prestasi akademik merupakan
perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat
bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi
adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk proses hasil belajar tersebut dapat
berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah
langsung dapat diukur atau dinilai dengan tes yang terstandar.
Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
diakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991: 787). Sedangkan menurut Saiful
Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,
hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam
buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. Dari pengertian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang
atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya untuk memahami
pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar
diantaranya
Menurut
Slameto (2003: 2)
Dalam bukunya Belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah suatu usaha
yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Muhibbin
Syah (2000: 136)
Bahwa belajar adalah tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1990: 98-99),
Belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami
perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah
laku yang dihasilkan
dari proses latihan dan
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut
Winkel melalui Sunarto (1996: 162)
Mengatakan bahwa “prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.
Menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1990: 130)
Prestasi belajar merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar (faktor eksternal)
individu.
Berdasarkan beberapa batasan
diatas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat
diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif
antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar
mengajar untuk mencapai hasil belajar
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut
Slameto (2003: 54)
Pada garis besarnya meliputi
faktor intern dan faktor ekstern yaitu:
1)
Faktor intern
Dalam faktor ini dibahas 2 faktor
yaitu:
a) Faktor jasmaniah mencakup:
(1) Faktor kesehatan
(2) Cacat tubuh
b) Faktor psikologis mencakup:
(1) Intelegensi
(2) Perhatian
(3) Minat
(4) Bakat
(5) Motivasi
(6) Kematangan
(7) Kesiapan
c) Faktor kelelahan
2)
Faktor ekstern
Faktor ini dibagi menjadi 3
faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga mencakup:
(1) cara orang tua mendidik
(2) relasi antar anggota keluarga
(3) suasana rumah
(4) keadaan ekonomi keluarga
(5) pengertian orang tua
(6) latar belakang kebudayaan
b) Faktor sekolah meliputi metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah
c) Faktor masyarakat meliputi
kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bermain, bentuk kehidupan
bermasyarakat.
Sumadi Suryabrata (2002: 233)
mengklasifikasikan faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut:
1)
Faktor-faktor yang berasal dari luar dalam diri
a) Faktor non-sosial dalam
belajar Meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan
alat-alat yang dipakai untuk
belajar(alat tulis, alat peraga)
b) Faktor sosial dalam belajar
2)
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri
a) Faktor fisiologi dalam belajar
Faktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani
tertentu.
b) Faktor psikologi dalam belajar
Faktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena aktivitas dipacu
dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa ingin tahu, fantasi,
perasaan, dan ingatan.
Jadi, berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1)
Faktor intern
Faktor ini berkaitan dengan
segala yang berhubungan dengan diri
siswa itu sendiri berupa
motivasi, minat, bakat, kepandaian,
kesehatan, sikap, perasaan dan faktor
pribadi lainnya.
2)
Faktor ekstern
Faktor ini berhubungan dengan
pengaruh yang datang dari luar
diri individu berupa sarapa dan
prasarana, lingkungan,
masyarakat, guru, metode
pembelajaran, kondisi social, ekonomi,
dan lain sebagaianya.
C.
Pelaksanaan Akademik di Perguruan Tinggi
Dalam pelaksanaannya terdapat
perbedaan antara administrasi akademik pendidikan di Perguruan tinggi (PT)
dengan pendidikan dasar dan menengah. Perbedaan itu dapat dilihat dari mata
pelajaran dan jadwal kegiatan. Jika dilihat dari sekolah dasar dan menengah
dapat mengalami persamaan dalam mata pelajaran di angkatan yang sama, sedangkan
di Perguruan Tinggi untuk mata pelajaran setiap angkatan saja bisa berbeda. Hal
ini disebabkan karena dalam
Perguruan Tinggi menggunakan
Sistem Kredit Semester(SKS).
METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat
melalui teknik survei dengan cara menyebarkan kuesioner pada responden.
Penyebaran kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti dengan cara menyebarkannya
secara langsung. Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan hanya data yang
memenuhi syarat saja yang diolah lebih lanjut. Responden yang disurvei adalah
mahasiswa yang pernah menggunakan TI (misalnya komputer) dan internet.
Responden merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Sampel ditentukan secara non probabilitas atau non random dengan menggunakan
metode convinience yaitu memilih sampel secara bebas oleh peneliti.
Pengukuran
Academic self-efficacy diukur menggunakan skala yang pernah digunakan oleh Elias
(2009).
Jawaban
responden berkisar dari skala 1 sampai 5. Skor yang lebih
tinggi menunjukkan academic self-efficacy yang lebih tinggi. Variabel
kecurangan TI diukur dengan menggunakan kuesioner yang pernah digunakan oleh
Calluzzo dan Cante (2004), Etter et al. (2006), dan Iyer dan Eastman
(2006) karena instrumen tersebut mengidentifikasi perilaku kecurangan secara
spesifik daripada pertanyaan yang lebih umum seperti yang disarankan oleh Nonis
dan Swift (1998). Pengukuran
variabel menggunakan skala likert 1-5 dari mulai sangat tidak setuju sampai sangat setuju terhadap persepsi
kecurangan.
Hasil Penelitian
Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 767
kuesioner namun terdapat 52 kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap atau
dijawab ganda oleh responden. Selain itu terdapat enam responden yang tidak
memenuhi tujuan pengujian karena responden tersebut tidak penah menggunakan perangkat
teknologi informasi yaitu komputer dan/atau internet sehingga hanya 709
kuesioner yang dapat diolah lebih lanjut.
Tabel 1 menyajikan karakteristik responden. Secara umum
responden didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 464 orang (65,4%) sedangkan laki-laki
hanya 245 orang (34,6%).
Penelitian ini berusaha untuk memperluas penelitian dari
Elias (2009) yang meneliti variabel psikologis dan mengaitkannya dengan
kecurangan teknologi informasi. Dari pengujian yang mengaitkan sikap academic
self-efficacy dengan kecurangan teknologi informasi terlihat bahwa academic
self-efficacy memiliki hubungan negatif dengan kecurangan TI meskipun tidak
terlalu moderat.
REFERENSI
Silahkan berikan Komentar dan Saran anda demi kemajuan blog sederhana ini