Rabu, 09 Juli 2014

Tugas Kesehatan Mental 1

21.01


TUGAS KESEHATAN MENTAL
Kewenangan Seragam Aparat Penegak Hukum


DISUSUN OLEH
Arief Hidayatullah
11512091
2PA07


A. Pendahuluan

I. Pengertian Seragam
Seragam menurut arti kata Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sama ragam, corak dan budaya -pakaian. Busana yang melekat yang disebut seragam selalu menggambarkan identitas sosial individu tersebut seperti satpam, polisi, TNI, pegawai negeri, dll.
Seragam adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi/ instansi/ perusahaan, ketika beraktivitas atau pun berpartisipasi pada saat melaksanakankegiatan yang diikutinya. Pakaian seragam pun merupakan salah satu seperangkat simbol yang menjadi  identitas para pemakainya.
Pakaian seragam kebanyakan dibuat dengan model yang berbeda untuk setiap Bidang pekerjaan, Departement dan Jabatan.  Pakaian seragam banyak disukai dengan model yang lebih sederhana tapi memberikan kesan berwibawa, model seragam yang mempunyai konsep, sehingga pas dan nyaman dipakainya, terbuat dari bahan yang berkualitas, sehingga awet dan tahan lama dipergunakannya.
Ada dua pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa tujuan memakai seragam adalah untuk membuat sesuatu yang berbeda menjadi sama. Seperti arti kata seragam itu sendiri yaitu: sama dan sejenis. Dengan “penyeragaman” ini akan menciptakan persamaan, kebersamaan, dan kesetaraan sesama anggota kelompok, organisasi, klub, geng atau apapun istilahnya. Dengan terciptanya kebersamaan ini, akan memudahkan kelompok dalam mengorganisir dan menyusun strategi untuk mencapai tujuan atau target organisasi.
Pendapat kedua menyatakan sebaliknya, tujuan pemakaian seragam justru untuk membuat sesuatu yang sama menjadi berbeda. Jika tidak mengenakan seragam maka semua akan terlihat sama dan sulit untuk dibedakan. Padahal membedakan itu sungguh perlu dan penting.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kita menemukan perbedaan dan pertentangan, bahkan tidak jarang perbedaan itu berkembang menjadi pertikaian yang panjang dan melelahkan. Padahal bukan tidak mungkin kalau kita ternyata sedang “melihat sesuatu” yang sama, hanya soal lingkaran, jarak, dan sudut pandang saja yang membuat “sesuatu” itu sungguh tampak sangat berbeda.

II. Fungsi Seragam
Sеlаіn sebagai pakaian untuk bekerja, seragam kerja juga memiliki banyak keuntungan уаng didapatakan bagi perusahaan / Instansi dаn pemakainya. Seragam Kerja memiliki fungsi sebagai jati diri dаn indentitas pemakainya dаn tempat dіа bekerja.Berikut іnі beberapa manfaat dаrі penggunaan seragam kerja.
  • Dеngаn menggunakan seragam kerja dараt meningkatkan nilai profesional dari institusi / lembaga / perusahaan terkait
  • seragam kerja sebagai alat identitas уаng menunjukan dimana seseorang іtu bekerja.
  • Seragam kerja dараt menghemat pekerja, dimana mеrеkа tіdаk perlu repot υntυk membeli pakain υntυk bekerja.
  • Seragam kerja dараt meningkatkan rasa percaya diri pemakainya dеngаn seragam уаng dikenakan.
  • Seragam kerja dapt meningkatkan rasa kebersamaan antara satu dengan lainnya ѕеhіnggа kerja ѕаmа dаlаm menjalankan реkеrјааn dараt meningkat.
  • Untuk memudahkan dalam membedakan posisi dаn bagian pemakainya cаrі seragam уаng dikenakan.
  • Pemakai аkаn lеbіh menjaga nama bаіk institusi / lembaga / perusahaan dеngаn mengenakan seragam kerja.




B. Pembahasan

Makna Seragam Kerja


I. Ada Efek Psikologisnya

Rasa-rasanya, mengenakan seragam kerja itu sudah bukan lagi dominasi pegawai negeri, sipil atau TNI.Pegawai swasta pun bertambah banyak yang mengenakannya.Ada yang mau mengenakannya sejak dari rumah. Tapi, tidak sedikit yang memasukkannya di tas kerja dulu, lalu memakainya di toilet sebelum masuk kantor.

Pemikiran untuk mewajibkan seragam kerja biasanya muncul dari berbagai  alasan. Ada yang pragmatis saja, katakanlah sebagai penanda identitas personal. Karena perusahaan sudah susah menghafal orang satu persatu, maka salah satu cara untuk mengetahuinya dengan seragam.

Atau diwajibkan dengan alasan untuk identitas profesi dan institusi, misalnya para jurnalis yang ditugaskan kantornya untuk sebuah peliputan.Mereka butuh identitas.Lebih-lebih jika tugasnya di kawasan yang tingkat kegawatannya tinggi.Seragam dinilai penting untuk membedakan identitas profesi, institusi, dan eksistensi.

Mungkin juga untuk lebih cepat membangun trust pihak lain. Kita bisa langsung lebih mudah percaya terhadap orang yang datang ke rumah dengan memakai seragam petugas keamanan atau pegawai departemen, misalnya begitu. Saking mudahnya membangun trust melalui seragam, banyak penipu yang berhasil meloloskan idenya dengan menggunakan seragam.
Bagi perusahaan yang kurang memiliki kepentingan langsung terhadap pentingnya menunjukkan identitas dan trust kepada pihak luar, seragam kerja juga dipakai untuk penanda job title di tingkat internal. Misalnya ada perusahaan yang membedakan seragam kerja untuk staff, supervisor, dan manajer.
Terlepas apapun alasan perusahaan, tetapi pada umumnya ada efek psikologis tertentu yang dirasakan karyawan dengan aturan penggunaan seragam.
Seragam itu bisa membuat orang lebih pede, tetapi juga bisa sebaliknya.Bisa membuat orang merasa bangga dengan statusnya, tetapi juga bisa sebaliknya.
Karena itu, sebelum seragam kita wajibkan, perlu dipikirkan secara seksama terutama terkait dengan sejauhmana seragam kerja itu nantinya memberi kontribusi terhadap keutuhan identitas korps / kesatuan, kepuasan kerja, peningkatan kinerja dan kepentingan perusahaan terhadap pihak luar yang terkait.Jangan sampai malah membuat orang minder atau merasa superior.

Contoh Kasus

Berita 1
ppp.jpg    43jemberr.jpg

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Maraknya oknum mengatasnamakan aparat kepolisian  dan mengaku-ngaku sebagai anggota polisi akan ditindak tegas. Terlebih lagi, oknum tersebut, melakukan tindak kekerasan di masyarakat dan mengunakan seragam  polisi. Maka sanksi yang akan diberikan akan lebih keras. Karena oknum tersebut, telah melakukan dua sampai tiga pelanggaran.

Kabid Humas Polda Babel, AKBP Djoko Purnomo seizin Kapolda Babel mengatakan belakangan ini, marak oknum masyarakat yang mengatasnamakan pejabat atau anggota kepolisian.
Tindakan itu, jelas merusak citra kepolisian yang saat ini, sedang dibangun.

"Apabila ada info atau kecurigaan adanya oknum.Segera melapor ke Polda Babel. Agar segera di proses lebih lanjut," ujar Djoko.

Diakui Djoko belakangan ini, masyarakat sempat dihebohkan oknum masyarakat yang mengaku anggota polisi.Bahkan modus seperti ini, sering digunakan tidak hanya di daerah Babel saja, tetapi juga di Kota besar.

"Untuk itu, masyarakat diimbau agar bersikap waspada dan segera melapor ke kepolisian terdekat.Apalagi ada oknum polisi yang mencoba melakukan pemerasan atau tindak kejahatan lainnya," imbuh Djoko.

Sebelumnya, beberapa waktu lalu,  Kapolda Babel sudah memperingati masyarakat agar tidak menyalahgunakan seragam polisi.

"Tidak dipermasalahkan bila masyarakat menggunakan seragam aparat hukum.Asal jangan sampai menyalahgunakan seragam tersebut, karena hal ini akan menjurus pada pelanggaran hukum,” ucapnya.

Menurutnya, berbagai pakaian seragam aparat dengan mudah bisa didapat.Masyarakat bisa membeli barang tersebut dimana saja. Masyarakat juga senang dan bangga menggunakan berbagai jenis seragam  tersebut. Namun, penyalahgunaan seragam oleh oknum-oknum tertentu yang bisa membuat resah masyarakat tentu tidak diperbolehkan.

"Kita bisa lihat masyarakat banyak yang senang dengan menggunakan seragam.Seperti pakaian yang bertuliskan polisi ataupun atribut-atribut penegak hukum.Hal ini tidak masalah asal hanya untuk digunakan.Bila dipakaikan dan disalahgunakan.Penyalahgunaan itulah yang bisa membuat dia dipidana,” ujar Jendral bintang satu ini.

Kapolda mengatakan tidak hanya oknum tertentu. Namun anggota kepolisian sendiri apabila menyalahgunakan tugas dan kewajiban juga tetap akan ditindak. Tetap akan diproses secara hukum tanpa membeda-medakan antara polisi dan masyarakat.
gal772217959.jpg polisi korup.jpg


Berita 2
PUSPEN TNI (29/8) – Semakin maraknya masyarakat yang menggunakan atau memanfaatkan seragam dan atribut TNI, yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Kondisi ini bila dibiarkan dapat mengakibatkan penyalahgunaan pemakaian seragam dan atribut TNI yang pada akhirnya dapat mencemarkan citra TNI.
                Dalam penertiban seragam dan atribut TNI perlu dipedomani Skep Panglima TNI No Skep/346/X/2004 tanggal 5 Oktober 2004 Tentang Pedoman Penggunaan Pakaian Dinas Seragam TNI.Adapun ketentuan-ketentuan dalam TUM TNI dan seragam TNI diatur dalam ST Panglima TNI No ST/29/2005 tanggal 16 Februari 2005.Sedangkan penertiban penjualan stiker berlogo TNI pada kendaraan non organik dijelaskan pada ST Kasum TNI No STR/803/2005 tanggal 14 Desember 2005.
                Guna mencegah terjadinya penyalahgunaan seragam dan atribut TNI dari orang atau kelompok yang tidak berhak menggunakannya, maka satuan jajaran TNI hendaknya melakukan penertiban seragam dan atribut TNI sebagaimana Surat Telegram Panglima TNI No STR/509/2006 tanggal 1 Agustus 2006 yang berisi sebagai berikut : Melakukan penertiban pemakaian seragam dan atribut TNI yang digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara pribadi atau kelompok sebagai tindakan antisipasi kegiatan yang dapat merugikan instansi TNI; Melakukan penertiban pencatuman nama TNI dan logo TNI maupun logo yang mirip dengan logo TNI pada yayasan/badan usaha/organisasi yang tidak memiliki ijin dari Panglima TNI; Menindak tegas masyarakat secara pribadi maupun kelompok yang tidak berhak memakai/menggunakan seragam dan atribut TNI; Koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaannya.


II. False Group Think

Bagi yang sudah terlanjur menerapkan seragam kerja, lebih-lebih sudah bertahun-tahun lamanya, efek psikologis yang perlu kita bentengi adalah munculnya false group think. Ketika individu sudah disatukan ke dalam satu korp, lama kelamaan akan melahirkan group think model.
Namanya juga model, pasti ada yang tepat dan ada yang tidak tepat (false). Malah kalau menurut hasil kajian psikologi sosialnya, seperti yang banyak dipaparkan Janis Irvin (Social Psychology, Danelson, 1987), yang namanya group think itu lebih banyak mengandung risk & cautious (beresiko dan perlu dikhawatirkan).
Karena itu, istilah group think mengacu pada corak pemikiran yang menyimpang (distorted style of thinking), yang membuat grup menjadi lumpuh kapasitas rasionalnya sehingga menjadi tidak efektif dan tidak produktif. Biasanya, kelumpuhan itu didukung oleh:

·     Adanya ilusi kekebalan sehingga membuat orang berani melanggar aturan orang lain  
·     Adanya Ilusi kesalehan sehinga membuat orang merasa semakin punya banyak pembenar (kebenaran-sendiri)
·         Adanya upaya memberi stigma orang / kelompok lain sebagai pihak yang lemah, salah, dan semisalnya
·         Adanya de-individuasi yang membuat orang kurang jelas sikap, opini, dan keputusan personalnya karena kalah oleh grup 
Untuk konteks bahasan kita ini, mungkin bisa dijelaskan misalnya jangan sampai seragam kerja memicu illusion of confidence maupun grandiosity (merasa hebat) membuat orang arogan, mendiskriminasikan orang lain tanpa alasan, merasa paling sah berbuat sesuatu yang menganggu orang banyak, misalnya menutup jalan umum, menyepelekan pihak lain, dan seterusnya.
Kesimpulan

Seragam Polisi atau TNI yang dikenakan seseorang tentunya akan berdampak terhadap penilaian prilaku , tempat bahkan kondisi serta cara menggunakan pakaian (seragam polisi) yang dikenakan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa di balik seragam Polisi terdapat kekuatan nilai hukum yang ada dan menjadi ciri kepribadian yang mengenakannya.

Seragam Polisi atau TNI yang di pakai seseorang adalah simbol hukum yang berjalan yang dilihat dari aktifitas kesehariannya, tanpa terlalu dipengaruhi oleh tempat dimana pemakai seragam polisi itu berada, apakah di jalan raya, di terminal, di gang sempit, di pasar, di perkampungan, di perkotaan bahkan di tempat-tempat seperti tempat dugem diskotik, lokalisasi pelacuran dan tempat-tempat perjudian sekalipun.

Hukum akan dianggap tegas, ketika masyarakat melihat ketegasan yang terpancar dari seseorang yang berseragam Polisi atau TNI bertindak tegas terhadap pelanggaran lalu lintas, ketegasan dalam mengatur arus lalu lintas di perempatan jalan. Hukum dianggap objektif ketika masyarakat melihat kejujuran dan objektifitas dalam rekruitmen anggota Polri maupun TNI.

Hukum dianggap berimbang ketika masyarakat melihat penegakan punishment bagi pelanggaran anggotanya dan konsistensi pemberian reward bagi masyarakat serta anggota yang berprestasi dalam pengabdiannya.

Saran

Untuk mencegahnya, kita bisa membangun pemikiran dan kesadaran yang semakin sehat mengenai hubungan antara seragam kerja dengan kualitas kinerja, baik pribadi dan organisasi serta kontribusi nyata keberadaan organisasi tersebut bagi masyarakat.Oleh karenanya, bukti    positif harus diperlihatkan tidak sebatas tulisan atau simbol di seragam, tapi lebih penting aksi nyata baik dalam bentuk kualitas pelayanan, transparansi, hingga etika & integritas. Sehingga, simbol, logo maupun mottoakan menjadi endorsement&reminder bagi penggunanya.
Daftar pustaka

http://www.e-psikologi.com/artikel/organisasi-industri/makna-seragam-kerja

Dwi, Atika. 2010. Aparat Negara dan Pekerjaannya.Jakarta:Gramedia.

Ditulis Oleh

Mahasiswa psikologi dan blogger amatir yang sangat tertarik dengan web design, Seo, sistem operasi dan segala tentang teknologi. ada pertanyaan atau saran bisa hubungi penulis di https://twitter.com/arrief_hidayat

Silahkan berikan Komentar dan Saran anda demi kemajuan blog sederhana ini

 

© 2015 Di edit oleh Arief Seo. didesign Templateism.

Back To Top